Bertahun bahkan puluhan tahun label pahlawan tanpa tanda jasa melekat pada profesi guru. Entah label spontanitas atau malah label yang ditulis dengan rapi sebelum dilontarkan yang seakan meng-iya-kan guru tak perlu diberi tanda jasa penghargaan. Label tersebut malah mereduksi fungsi membangun bangsa dan memberi kesan derogatif pada profesi guru. Seperti pepatah mainstream kacang lupa kulitnya. Mengawali peradaban namun diabaikan setelahnya. Memang, mereka tak meminta lebih namun sangat payah jika negara meremehkannya. Mencerdaskan kehidupan bangsa jadi cita-cita yang sangat berat jika kesejahteraan mereka tidak lebih baik dari tukang parkir. Momentum hari guru bukan sekedar ceremonial, seharusnya. Ini momentum untuk menyadari bahwa