Psikosomatis, Petunjuk Dari Tuhan Agar Manusia Hidup Ikhlas
Kamarku sendiri seakan mencekam dan tak bersahabat. Tak ada yang menarik disini. Gitar usang itu tak lagi memanggil – manggil untuk dimainkan. Komputer tak lagi menggoda untuk dinyalakan. Tape jadul itupun sedang tak memutar musik-musik dari koleksi kasetku. Ku lihat dari kejauhan, kipas angin terus berputar. Tubuhku lemah, sama sekali tak ada kekuatan. Detak jantungku semakin cepat. Rasanya berlomba dengan suara detik demi detik jam dinding. Telapak kaki dan tangan dibasahi dengan keringat dingin. Bola mata menggeliat bergerak tak beraturan. Nafas semakin cepat mencoba selaras dengan irama detak jantung. Pikiran tak tentu dan tak bisa dipastikan kemana arahnya. “Kanker, jantungan, mati, gila, dan sepertinya aku memang sedang gila”. Tubuh ini tergeletak di atas kasur. Ditemani kegelisahan yang amat menyiksa. “Ah lagi — lagi panic attack. Haaaaa!”


Psikosomatis Intro
Begitulah gambaran hari-hari seorang penderita psikosomatis di awal perjalanan karir penyakitnya. Bagaimanapun juga kamu yang belum pernah merasakan memiliki penyakit psikis dengan diagnosis anxiety disorder secara umum atau psikosomatis secara khusus tidak akan percaya ketika pikiranmu tak dapat dikendalikan. Aku pernah bercerita kepada temanku perihal pengalamanku dengan penyakit ini namun mereka tidak bisa memahami dengan baik (atau entah aku yang tidak bisa menjelaskan dengan baik) bagaimana itu bisa terjadi bahkan sebagian tidak pernah percaya hal itu bisa terjadi.
Sebuah gejala penyakit yang jika penderita tidak memiliki pengetahuan tentang penyakit tersebut akan mengira bahwa penyakit ini disebabkan karena gangguan jin dan sebangsanya. Lalu apa itu anxiety disorder? Apa pula yang dimaksud psikosomatis?
Psikosomatis Adalah
Aku sering membaca entah itu artikel atau konten youtube dari Mbahndi alias Dokter Andri Psikosomatis, menurut beliau anxiety disorder (gangguan kecemasan) merupakan hal yang mendasari penyakit psikosomatis. Dalam artikel yang pernah beliau tulis menyebutkan bahwa dalam prakteknya, keluhan psikosomatis ditemukan pada pasien dengan gangguan kecemasan atau anxiety disorder. Sehingga pasien selalu berpikir dan meyakini bahwa mereka sedang mengalami sakit yang berat, padahal tidak sama sekali. Paham tidak?
Psikosomatis, Gejalanya
Sederhananya gini, psikosomatis akan membuat penderita merasakan manifestasi sakit yang berat walaupun hanya memiliki gejala penyakit yang sepele atau bahkan penderita merasa bahwa mereka sakit padahal tidak sama sekali. Hal ini umumnya didasarkan karena kecemasan berlebih alias anxiety disorder itu tadi alias parno-an! Masih bingung? Tonton youtubenya Mbahndi aja deh hehe. Eh, terus apa penyebabnya bisa kena penyakit ini?
Psikosomatis, Penyebabnya
Oke, untuk menjawab ini aku akan menjelaskan menurut perspektif ku karena aku juga pernah mengalaminya. Genetik adalah salah satu faktornya. Aku memiliki orang tua yang juga mudah cemas, parno-an bahkan beliau akan mengurung diri di kamar ketika terjadi hujan karena takut suara gemuruh dan masih banyak lagi ketakutan-ketakutan yang tidak mendasar. Sedikit banyak hal itu juga aku alami sebagai anaknya.
Sejak kecil entah karena sering melihat perilaku orang tua yang mudah cemas atau memang genetik, aku juga “tertular” parno-an dan dikit-dikit takut. Ketakutan-ketakutan pada akhirnya memuncak dalam satu peristiwa panic attack. Hal ini tidak begitu saja timbul, namun usut punya usut karena ada trigger yang mengawalinya. Saat ini aku mempercayai bahwa ketika panic attack itu aku alami karena terlalu banyak beban pikiran dan stres ditambah ketakutan-ketakutan yang terus berputar di pikiran.
Dengan kondisi banyaknya pikiran dan stres, malam itu tiba-tiba kepalaku terasa berat saat menunggu penjual martabak menyelesaikan pesananku. Dengan rokok yang menyala di tangan, otakku langsung mengaitkan antara rokok-pusing-dan tagline “merokok membunuhmu”, maka terjadilah panic attack. Begitulah keparno-an ku bekerja.
Psikosomatis, Obatnya
Tiga bulan aku mengurung diri dirumah dan sekitar setahun kehidupan dan kebahagiaan dibantu dengan obat penenang dan obat lainnya dari psikiater. Sungguh luar biasa. Tentu obat psikosomatis tidak hanya dari obat, melainkan dari kesadaran diri untuk mau sembuh melalui self meditation dan sibukan dengan kegiatan positif misal belajar, bersosialisasi, ibadah atau sekedar membaca cerpen. Mungkin cerita detailnya akan aku ceritakan di next artikel (nggak janji ya). Bukanlah suatu pengalaman hidup yang baik jika tidak mendatangkan hikmah setelah mengalaminya.
Psikosomatis Hikmah
Dari perjalananku menghadapi gangguan psikis ini, aku mendapatkan suatu pembelajaran bahwa hidup harusnya ikhlas, tidak perlu dipikir terlalu berat dan tidak perlu gelisah dan takut akan sesuatu yang belum terjadi.
Tugasku hanya merencana dan menjalani dengan versi terbaik, selebihnya hasilnya aku tidak bisa memastikannya karena memang manusia hanyalah perencana yang sangat baik tapi hasil akhir dari rencana itu manusia tidak berhak menentukannya. Salam sehat mental!
-Gogon, pseudonim–
6

Admin Halokes – Baca Biar Baik